Pelatihan Pengelolaan Keuangan Organisasi Nirlaba – Mitra CEPF

Pelatihan Pengelolaan keuangan Organisasi Nirlaba dilaksanakan untuk mendukung lembaga mitra dalam Program Kemitraan Wallacea. Pelatihan ini bertujuan agar organisasi mitra CEPF dapat menyelenggarakan tata kelola keuangannya secara transparan dan akuntabel, memahami ketentuan dan prinsip yang berlaku secara umum dalam mengelola keuangan proyeknya, dapat menyusun laporan keuangan dengan baik dan menyusun standart operasional prosedur keuangan Lembaga sebagai acuan penyelenggaraan keuangan di Lembaga.

Pelatihan keuangan dibagi menjadi 2 (Low Level dan Advance Level) berdasarkan penilaian hasil assessment yang dilakukan oleh Penabulu dan pendampingan yang dilakukan oleh Burung Indonesia. Pelatihan ini dilakukan di 4 wilayah yaitu Ambon, pada tanggal 26-29 November 2018, Maumere, pada tanggal 10-14 Desember 2018, dan Makassar, pada tanggal 15-18 Januari 2019 (untuk low level), sedangkan untuk advance level diadakan di Makassar pada tanggal 21-24 Januari 2019.

Organisasi Mitra yang terlibat dalam pelatihan adalah:

  1. Fanty Pattikow dari YASTRA
  2. Marlina Lopa dari Mia Wola
  3. Lenda MelMambessy dari YASTRA
  4. Reki Patamanue dari KKI
  5. Fitriah dari LPPM Maluku
  6. Ernawati Suatrat LPPM Maluku
  7. Hilda Fabanyo dari YPPM
  8. Yakoba Lentatu, Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES)
  9. Getrudis Dari, Wahana Tani Mandiri (WTM)
  10. Honorarius Quintus E, Wahana Tani Mandiri (WTM)
  11. Ernestina Dua Sina Harona, Wahana Tani Mandiri (WTM)
  12. Yuliana Nogo, Lembaga Pengembangan Masyarakat Lembata (BARAKAT)
  13. Magdalena Tolok, Yayasan Ayu Tani
  14. Maria Neriana, Yayasan Kasih Mandiri Flores Alor Lembata (SANDI FLORATA)
  15. Meliana Mase, Yayasan Kasih Mandiri Flores Alor Lembata (SANDI FLORATA)
  16. Nur Syafira Izzati – SiKAP Institute
  17. Tri Hardiyati – YAPEKA
  18. Ardiansah – ROA
  19. Adeline CH.Mengko – Rumah Ganeca
  20. Rini Astuti – Imunitas
  21. Yunita Djarang – Perkumpulan Sampiri
  22. Sella Runtulalo – Manengkel Solidaritas
  23. Ellias Palalas – Perkumpulan Salanggar
  24. Yopy Hary – YPAL Poso
  25. Wawan Akuba – Aji Gorontalo
  26. Ninang Odja – Japesda Gorontalo
  27. Fatmawati – Aman Sinjai
  28. Fitriani – Balang Institute
  29. Novi Herman Sada – Fak. Kehutanan Unanda
  30. Mursida – YBS Palopo
  31. Ida Irawati – Burung Indonesia, Cab.Gorontalo
  32. Ichen Rodriquez – Burung Indonesia, Cab.Labuan Bajo
  33. Laurensius Naja dari Yayasan Tananua
  34. Erwin Setiawan dari FKKM
  35. Nurlela dari Perkumpulan Wallacea
  36. Siswati dari Fakultas Perikanan UNANDA
  37. Achmad Ariefiandy dari Komodo Survival Program
  38. Risaldy Muhammad dari AMAN Malut
  39. Linda Biki dari KARSA Institute
  40. Paulina Uktolseja dari Baileo
  41. Ronald Kondolembang dari UNIERA
  42. Maria Albertina Rianghepat dari YPPS
  43. Erwin dari Payo-payo

Dalam kegiatan ini dipandu oleh Paul Mario Ginting sebagai Project Manajer CEPF Yayasan Penabulu dan Ratna Dwi Puspitasari sebagai Trainer Keuangan, Ahmad Sofyan sebagai Trainer Pajak dan Subhan sebagai Trainer Software Sango. Pelatihan ini diadakan selama 4 hari dengan metode paparan dan praktik menggunakan excel (untuk low level) dan praktik menggunakan software (untuk advance level).

Secara keseluruhan pelaksanaan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Bagi Mitra CEPF di di berbagai tempat berjalan lancar. Beberapa kesimpulan dari proses pelaksanaan kegiatan adalah:

  • Peserta antusias untuk mengikuti seluruh kegiatan dari awal sampai akhir
  • Beberapa peserta adalah pengelola keuangan proyek di organisasinya, belum pada level pengelolaan keuangan lembaga, sehingga pengelolaan keuangan lembaga menjadi hal baru bagi peserta.
  • Materi yang cukup menarik perhatian semua peserta adalah “Fraud” (baik peserta low level ataupun advance level) dan “Pencatatan Keuangan Sederhana” (untuk peserta low level).
  • Peserta mampu mengidentifikasi materi mana yang menjadi perioritas untuk diimplementasikan segera di organisasinya.

Dalam implementasi pelatihan, waktu yang dialokasikan terbatas, sedangkan untuk bisa memahami materi peserta lebih menyukai metode praktik sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.