Berlatih Uji Aksesibilitas Ruang Publik di Pasar Mandalika, Mataram, NTB
Semua orang pasti pernah pergi ke pasar tradisional, entah karena sengaja untuk berbelanja, atau juga hanya sekedar cuci mata. Namun pernahkan kita benar-benar serius memperhatikan bagaimana kondisi pasar tradisional yang sering kita kunjungi? Sudahkah pasar yang ada di sekitar kita memenuhi kebutuhan yang tidak hanya soal segala macam yang dijual di dalamnya namun juga aspek-aspek lain seperti keamanan dan kenyamanan kita?
Sebagai salah satu kegiatan dalam pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi, yang diselenggarakan oleh Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur (KIAT) di Mataram tanggal 19-30 November 2018 lalu. Kami pengelola proyek NTB CSOs Program Management Capacity Strenghtening in GESI for the Infrastructure/Road Sector berkesempatan untuk mengunjungi Pasar Mandalika yang terletak di Jl.Sandubaya, Bertais, Kota Mataram. Kunjungan ini tidak hanya sekedar untuk mengimplementasikan materi uji cepat aksesibilitas pada infrastruktur publik, namun lebih dari itu, kunjungan ini juga sebagai bagian bagi kami untuk mengumpulkan data dan informasi yang akan memperkaya proses pengembangan modul yang sedang kami susun.
Dengan menggunakan metode observasi, kami menelusuri setiap bagian dari Pasar Mandalika untuk melihat sejauh mana pasar ini memenuhi standar aksesibilitas ruang publik yang ramah terhadap perempuan, anak, dan tentunya penyandang disabilitas.
Observasi kami memakan waktu nyaris tiga jam di siang itu. Kami menemukan, sebagai tempat yang menjadi pusat aktivitas perekonomian masyarakat di kota Mataram. Pasar Mandalika ternyata tidak cukup ramah bagi perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas. Ketiadaan RAMP dan lorong-lorong pasar yang cukup sempit tidak memungkinkan penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda untuk lewat. Di bagian lain, lorong-lorong antar los masih berlantai tanah dan cenderung licin, sebagai dampak luruhan sampah sayur yang membusuk. Ibu hamil, anak-anak, dan penyandang disabitas daksa tentunya sangat berisiko di lokasi yang sedemikian ini.
Kondisi toilet umum di Pasar Mandalika juga tidak lebih baik. Ketiadaan slot kunci toilet hanya salah satu hal yang membuat kami bergidik selain kesan kumuh dan kotor yang terlihat nyata dari toilet umum tersebut. Kalitas air dan kebersihan toilet umum ini jauh dari layak. Mirisnya, kami melihat salah satu sudut di lokasi toilet dipergunakan sebagai tempat ibadah bagi pengunjung pasar.
Satu-satunya kesan positif yang kami tangkap dari Pasar Mandalika ini adalah tersedianya signboard yang cukup besar dengan warna yang mencolok sehingga menghindarkan pengunjung tersesat di dalam pasar.